Kata profesional mengandung makna keahlian atau ketrampilan yang dimiliki oleh seseorang. Keahlian dan ketrampilan ini bisa diperoleh seseorang melalui pendidikan atau latihan, baik yang didapat dari orang lain atau pun sebuah lembaga. Berkenaan dengan makna profesional tersebut, maka penulis profesional bisa diartikan seseorang yang memiliki keahlian atau
ketrampilan dalam bidang tulis menulis. Nah, pada kesempatan malam ini, Jum'at, 19 Juni 2020, kelas online Belajar Menulis Bersama Om Jay, kedatangan seorang narasumber istimewa yaitu Ibu Siska Distiana, kelahiran Klaten, 12 Desember 1985. Saya katakan istimewa karena selain sebagai ibu rumah tangga, beliau masih bisa menyempatkan diri sebagai seorang penulis konten (content writer) dan editor (freelance editor). Sebagai seorang penulis, jam terbang lumayan tinggi, terbukti banyaknya tulisan-tulisan beliau yang dimuat di media massa dan banyaknya pesanan/ permintaan untuk menulis artikel atau konten-konten tertentu. Untuk menambah wawasan kita terhadap dunia tulis menulis, beliau akan berbagi pengalamannya tentang ragam tulisan non fiksi, terutama yang berkaitan dengan profesi yang selama ini digelutinya. Mari kita simak pemaparan beliau selengkapnya.Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam bersabda, “Qoyyidul ‘ilma bil-kitaabati” yang artinya ikatlah ilmu dengan tulisan ( menulisnya ), (Silsilah Ash-Shahiihah no.2026). Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahmatullah berkata, “Seorang penuntut ilmu harus semangat dalam mengingat-ingat dan menghafal apa yang telah ia pelajari, baik dengan hafalan di dalam dada ataupun dengan menuliskannya.” Ilmu adalah buruan, sedangkan tulisan adalah pengikatnya. Maka ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat. Inilah landasan utama, mengapa kita perlu menulis.
Alasan-alasan lainnya mengapa kita perlu menulis adalah sebagai berikut :
1. Knowledge management
Dengan bergabung dalam grup kelas menulis ini, tentu kita bisa belajar menulis dan menuliskan sesuatu yang mungkin bermanfaat untuk orang lain. Tulisan yang sudah kita posting di blog milik pribadi, harapannya bisa dibaca dan dinikmati oleh mereka yang membutuhkannya. Inilah salah satu contoh bentuk knowledge management atau manajemen ilmu pengetahuan yang kita miliki.
2. Copyright milestone
Copyright milestone atau jejak langkah, dengan tulisan itu kita bisa bercerita kepada orang lain tentang pengalaman kita, yang apa pernah kita lakukan atau gagasan-gagasan yang pernah kita ungkapkan dalam bentuk tulisan. Jadi ada bukti tertulisnya kalau kita pernah melakukan sesuatu atau menyampaikan gagasan-gagasan dengan ide-ide kita.
3. Paten
Tulisan itu sebenarnya adalah sebuah legalisasi atau paten dari aktivitas kita, ide-ide atau gagasan kita. Jadi mengapa kita perlu menuliskan ilmu yang kita punya, atau mengikat ilmu yang kita punya, ini dlam rangka untuk mematenkan ide-ide atau gagasan kita jangan sampai di kemudian hari ide-ide kita diakui atau anggap milik orang lain karena kita tidak punya bukti otentik atau tertulisnya. Ini bisa terjadi misalnya karena kita punya ide-ide dan kita sampaikan ke publik, padahal kita belum menulisnya, sehingga bisa saja ide-ide tersebut diambil dan ditulis orang lain yang dianggapnya itu ide-ide mereka.
Ragam Tulisan Non Fiksi
Berdasarkan KBBI, tulisan non fiksi diartikan tulisan yang tidak bersifat fiksi tapi berdasarkan fakta dan kenyataan. Dalam konteks karya atau tulisan, non fiksi adalah karya informatif, di mana penulis bertanggung jawab penuh atas kebenaran dan akurasi informasi yang disajikannya. Kenapa demikian, karena memang yang tahu persis tentang apa yang kita tulis ya kita sendiri, bukan orang lain.
Tulisan non fiksi banyak ragamnya, bisa berupa buku teks, kamus, ensiklopedi, berita, esai, catatan perjalanan,
artikel informatif dan juga best practice. Namun, pada kesempatan ini,
penulis hanya akan fokus membahas ragam non fiksi yang menurut beliau bisa ditulis
dengan cepat dan mudah serta kontennya tidak terlalu berat, yaitu berita, esai, catatan perjalanan, artikel
informatif dan best practice.
1. Berita
Menurut KBBI, berita adalah cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa hangat. Secara garis besar, dilihat dari teknik penulisannya, berita itu ada dua, yaitu
hard news dan feature. Hard news adalah berita yang to the point, tidak bertele-tele,isinya lugas dan singkat, tidak terlalu banyak bunga-bunga bahasa di dalamnya. Sedangkan feature adalah sebuah artikel yang kreatif dan bersifat menghibur. Gaya penulisannya seperti gaya bercerita (true story), harapannya, selain pembaca mendapat informasi, juga mendapatkan hiburan dari berita yang dibacanya. Biasanya bunga-bunga bahasa dan hiasan kata-kata bisa diterapkan pada jenis
tulisan feature ini.
2. Esai
Esai adalah karangan prosa yang membahas masalah sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Esai sering juga disebut opini. Kita mengangkat sebuah topic, kemudian kita kupas berdasarkan analisa kita dan biasanya kita tawarkan solusinya.
3. Catatan perjalanan
Catatan perjalanan adalah proses sebuah perjalanan atau ulasan tentang apa yang kita temui dalam perjalanan tersebut. Ulasannya bisa bermacam-macam, bisa tentang tempat dan budaya daerah yang kita kunjungi, makanan khasnya, dan sebagainya, Bisa juga menceritakan tentang detil-detil perjalanannya. Biasanya produk jenis tulisan ini dibuat buat oleh para blogger yang sedang melakukan perjalanannya (travelling). Hal ini dimaksudkan untuk memberikan informasi atau petunjuk kepada para pembaca yang ingin melakukan perjalanan ke suatu tempat atau daerah.
4. Artikel informatif
Artikel informatif adalah tulisan yang berisi informasi tentang suatu hal. Tujuannya adalah untuk menambah pengetahuan kepada pembacanya dan isinya murni tentang informasi saja. Jadi kita mengangkat sebuah topik, kemudian kita ulas atau bahas dan isinya hanya informasi semata tentang topik yang tersebut. Dalam bahasa populer, artikel semacam ini sering juga dusebut dengan istilah artikel feature.
5. Best practice
Best practice adalah tulisan tentang pengalaman terbaik dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Kata best practice biasanya dipakai dalam dunia pendidikan karena karya ini memang biasanya dibuat oleh para pendidik atau mereka yang terlibat dalam dunia pendidikan. Selain sebagai lesson study, produk tulisan best practice juga bisa sebagai masukan pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan. Biasanya produk best practice dishare untuk pembelajaran (lesson study) bagi rekan sesame guru dan harapannya juga bisa sebagai masukan untuk pemerintah dalam pengambilan kebijakan yang terkait dengan bidang pendidikan. Yang menarik adalah, best practice ini biasanya dituliskan dalam bentuk yang sangat formal, atau bisa juga dalam bentuk PTK (penelitian tindakan kelas). Tulisan best practice ini ternyata bisa kita produksi dalam bentuk feature. Isinya best practice tapi kita tuliskan dalam gaya penulisan feature. Di dalamnya tetap ada permasalahan yang kita sajikan, bagaimana cara menyelesaikan permasalahannya serta hasilnya seperti apa juga tetap kita sajikan.
Sebelum mengakhiri paparan materinya, beliau menyampaikan alasannya mengapa tidak memiliki blog pribadi, tetapi lebih memilih menulis di platform-platform forum yang gratis, seperti di kompasiana atau media lainnya. Selain mudah menuliskannya, kemungkinan orang untuk melihat atau membaca tulisan kita juga lebih banyak. Di samping itu, menurut beliau, kanal-kanal di platform forum juga lebih banyak dan lebih lengkap. Dan sebagai penutup pemaparan materinya, beliau mengutip karya salah satu penulis legendaris Indonesia, Pramoedya Ananta Toer mengatakan sebagai berikut ; “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
Sesi Tanya Jawab
Untuk sesi tanya jawab, saya cantumkan dua contoh pertanyaan dari para peserta kelas online Belajar Menulis Bersama Om Jay dan jawaban Bu Siska Distiana seputar ragam
tulisan non fiksi sebagai berikut :
1. a. Pertanyaan dari Ibu Nanik Yuliani
( Mataram )
Tulisan Bu Siska begitu
bermutu, apa langkah2 atau persiapan yang dilakukan
Bu Siska sebelum membuat sebuah tulisan ?
b.Jawaban
Bu Siska : Yang pertama saya adalah mengeluarkan apa yang berseliweran di
pikiran saya. Misalnya, saya akan menulis tentang virus corona, maka semua yang saya pikirkan tentang itu saya tulis
dulu. Biasanya saya menggunakan mind mapping sederhana untuk itu. Hal ini saya
lakukan agar ketika saya menulis nanti, saya tidak tersesat dan tidak ada informasi yang ingin saya sampaikan kemudian
terlewatkan dalam tulisan saya. Pada dasarnya, di sini saya sedang membuat
kerangka tulisan, yang dalam bentuk sangat sederhana dan kasaran. Setelah semua isi pikiran saya keluarkan, lalu saya susun,
mana yang akan saya letakkan di bagian
pembuka, tengah dan penutup tulisan.
Setelah semua selesai saya tulis, kemudian
saya mengendapkan dulu tulisan
itu, minimal 15 menit.tujuan mengendapkan ini adalah untuk
mengistirahatkan
otak. Kemudian saya baca lagi
tulisan saya. Biasanya setelah otak lebih jernih, maka akan lebih teliti saat
membaca ulang. Jika ada salah ketik, atau letak yang tidak pas, bisa kita
perbaiki. Nah, di sini juga saya melakukan self editing atau mengedit sendiri. Kesalahan-kesalahan
dalam tulisan tadi bisa saya revisi terlebih dahulu.
Setelah semua dirasa oke,
barulah saya setor tulisan saya ke editor (jika
itu
tulisan pesanan),
atau saya posting jika tulisannya untuk kepentingan saya
pribadi.
2. a.
Pertanyaan Bpk Edi Syahputra ( Aceh )
Bagaimana menulis berita yang baik ?
b.
Jawaban Bu Siska
Pertama, harus terpenuhi dulu
semua unsur bertanya. Apa itu ? 5W+1H
(Who,
What,
When, Where, Why, dan How). Jadi sebuah berita harus bisa menceritakan siapa melakukan, apa,
kapan, dan di mana dilakukannya, mengapa melakukan itu, dan bagaimana
ia melakukannya.
Kedua,
ada nilai akualitas dan faktualitas dalam berita. Aktualitas kecepatan
berita ditayangkan. Jadi semakin cepat sebuah peristiwa diangkat menjadi berita
dan ditayangkan, akan lebih diminati khalayak. Kemudian faktualitas, ini bicara
tentang kebenaran. Jadi sebuah berita harus benar-benar berdasarkan peristiwa
nyata. Makin dekat sebuah berita dengan keseharian khalayak, biasanya akan
makin diminati.
Ketiga (terakhir),
kemampuan menulis kita berbanding lurus dengan kemampuan membaca. Jadi, semakin
banyak kita membaca berita, maka kita akan lebih mudah memproduksi &
memilih diksi kata yang menarik pada naskah berita yang akan kita buat.
Demikian
rangkuman pemaparan materi tentang ragam tulisan non fiksi dan sharing
pengalaman narasumber yang bisa saya tuliskan, mudah-mudahan bermanfaat untuk
kita semua. Aamiin.
bagus ...
BalasHapusMksih Bu...msih bljar atuh...
HapusAda beberapa bagian tidak terbaca karena semangat dengan tampilan baru pak ... mantap
BalasHapusHe..hee...iya Bu...lg cb2...mksih
HapusBackground tulisannya ...jdi tulisannya tak nmpak ...bagus . Pak semangat menulisnya ππΌππΌ
BalasHapusIya Bu...lg cb2 bljar edit lain2...mksih Bu
HapusSdh ok sih.. Tp tulisannya gak kebaca. .Mgkn backgrondnya ya
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusMksih komen2nya yaa...mdh2n msih bs diperbaiki lg...Sipp
HapusKeren.... Sm dg tmn2 lain.. krn backgroud shg sedikit menganggu penampilan tulisannya. πππ
BalasHapusSmgt pak..tetap berkarya bersama org hebat ππͺπͺπͺ
Iya Bu...mksih...ni jg lg bljar editing ,,,he,he,,
HapusKeren banget tulisannya ttg ragam tulsan yg sangat lengkap bersama blogger ternama
BalasHapusIya Om Jay, mksih motivasinya...mdh2n bs sukses kyk Om Jay ...Aamiin
HapusLengkap sekali pak,, keren lah.
BalasHapusMksih Bu...lg bljar nulis jg atuhh...moga2 ttp smngat ...
HapusBaguss pak..
BalasHapusAlhamdulillah...Mksih Bu..lg bljar kok Bu...ttap smangat
HapusGood job π.. Keren π
BalasHapusMksih Bunda...smoga ttap smangat...ππΌ
Hapus